Jamban, Toilet, Kloset atau WC (bahasa Inggris: water closet) bisa menunjuk di perabotan rumah yang kefaedahan pentingnya menjadi tempat pembuangan kotoran, yakni urin serta feses.
Dalam pemakaian Bahasa Indonesia setiap hari, istilah toilet maupun WC sebetulnya paling sering dipakai buat merujuk pada area tempat perabotan itu ada, kendati dapat merujuk di peralatan itu. Istilah lain, adalah kamar kecil atau kamar belakang bisa juga dipakai ke bahasa Indonesia untuk memperhalus penyebutan, dan cuman dipakai buat ruang dari peralatan itu. Sedang makna toilet, kloset, serta toilet sendiri kebanyakan cuma dipakai untuk berpedoman pada featurenya saja.
Arti pungkas serta peturasan jarang-jarang difungsikan dalam pemakaian seharian di Indonesia. Pungkas bisa menunjuk baik piranti atau areanya, serta kerap dipakai di Bahasa Melayu. Peturasan lebih mengarah ke arah tempat buang air kecil1, lantaran kata awal turas asal dari bahasa Jawa yang mempunyai arti urin2, oleh karenanya dipandang seperti persamaan kata dari urinoar.
Beberapa macam toilet
Ada beragam macam toilet di penjuru dunia. Kakus duduk (jamban yang dipakai melalui cara menempatinya untuk bab) yang punya sarana buat sirami buangan seusai dipakai ialah type toilet yang umum di Barat, sedang toilet jongkok (jamban yang dipakai secara berjongkok di atasnya buat bab) cukup umum di Asia Tenggara, Asia Timur (Republik Rakyat Tiongkok serta Jepang), India, dan masih bisa didapati pada toilet umum di Eropa selatan dan timur (termaksud beberapa Prancis, Yunani, Italia, sekian banyak negara Balkan, dan negara sisa Uni Soviet).
Ada juga cara-cara untuk bersihkan diri sesudah gunakan toilet. Masalah ini tergantung pada etika dan kebiasaan di tempat atau sumber daya yang ada. Di Asia, air dipakai buat kebutuhan itu, dan kebanyakan dengan memakai tangan kiri. Di Barat, yang wajar dipakai yakni kertas toilet, dapat pula dengan memakai perabotan lain serupa toilet yang dimaksud bidet.
Tempat toilet kadangkala direncanakan spesial buat meringankan orang cacat. Rata-rata toilet seperti itu cukuplah luas agar bisa dimasuki dengan berkursi roda dan di dindingnya kerap ada pegangan yang bisa menolong pemakai toilet memposisikan dirinya sendiri.
Toilet rumah
Di negara maju dan beberapa negara berkembang, sebagian besar rumah punyai sekurangnya suatu toilet. Toilet dalam tempat tinggal individu kebanyakan tidak terpisahkan menurut tipe kelamin. Toilet bisa ada satu tempat dengan kamar mandi, bisalah tak. Di India beberapa terakhir ini dianjurkan biar seluruh wanita penting punya toilet terpisah
Toilet umum
Sarana umum umumnya siapkan toilet yang bisa dipakai umum. Kebanyakan toilet umum sama dengan itu terbagi dari kamar-kamar toilet dengan layanan basuh tangan pada tempat terpisah. Toilet umum kebanyakan terpisahkan (ialah tidak serupa tempat) sesuai sama type kelamin pemakainya, adalah toilet pria serta toilet wanita. Tempat bersihkan tangan bisalah ada untuk ke-2 tipe kelamin. Toilet umum pria kebanyakan punyai tempat buang air kecil terpisah, bisa berwujud urinoir memiliki desain khusus yang menempel di dinding buat dipakai seseorang atau berbentuk bak atau selokan yang terus dialiri air untuk dipakai lebih satu orang. Urinoar yang menempel pada dinding rata-rata dikasih pemisah kedua-duanya untuk melindungi privacy pemakainya.
Toilet umum di luar ruang (dipinggir jalan, di kitaran taman, dsb) dapat dikatakan sebagai piranti jalan. Toilet umum sama ini umumnya bisa dipakai ke-2 model kelamin, bersifat kotak yang bisa punyai perlengkapan simpel serta tidak bersaluran air atau lebih eksklusif dan bisa bersihkan diri kita sehabis dipakai.
Ada juga toilet umum yang bisa dipindah maka dapat ditaruh jikamana dan di mana dibutuhkan, semisalnya dalam suatu konser musik di dalam tempat terbuka.
Toilet umum juga bisa ada dalam kendaraan umum. Umumnya ada toilet dalam pesawat terbang, kereta, kapal laut, serta kerap juga di bis serta kapal feri jarak jauh, tetapi tak dalam angkutan dalam kota seperti kereta bawah tanah, trem, serta bis kota.
Toilet umum bisa mengambil bayaran dari pemakainya. Pembayaran itu bisa dilaksanakan dengan:
1. Meletakkan uang pada tempat terbuka yang tidak dijaga,
2. Memasukkan uang ke kotak terkunci berlubang kecil seperti tabungan,
3. Memasukkan uang lewat lubang privat disekitaran pintu toilet; pintu toilet cuma bisa dibuka jika uang udah ditempatkan,
4. Memberikan uang pada penjaga toilet (yang terkadang bertanggung-jawab jadi petugas kebersihan toilet).
Peristiwa
Parit-parit di Mohenjodaro dan toilet peradaban Romawi kuno dipandang sebagai style jamban pertama di dunia. Lalu di London, lantaran padatnya masyarakat jadi banyak orang-orang yang tinggal dalam rumah atur. Oleh lantaran itu mereka bab serta buang air kecil gunakan pispot. Isi pispot lantas dibuang ke parit atau sebab sibuk mesti turun-naik tangga untuk buang kotoran, mereka selanjutnya buang isi pispot melalui jendela. Lingkungan yang kotor itu mengakibatkan mereka terkena epidemi penyakit. Di tahun 1731, di London,Inggris dibuatlah undang-undang yang didalamnya “Siapapun buang tinja dari jendela, mesti bayar denda.” Tapi undang-undang itu masih tidak bisa mengganti rutinitas mereka. Di tahun 1596, Sir John Harington mendapatkan kakus cuci. Toilet ini udah memakai bejana penampung tinja dan tungku air untuk sirami, namun model kakus ini masih mengakibatkan perkara berbau tidak enak.
Di tahun 1775, Alexander Cummings mendapatkan kakus basuh gak bau yang dikatakan Valve Closet. Rahasianya dengan memakai saluran buangan leher angsa atau serupa huruf S. Wujud ini membikin air menggenang di leher angsa itu, dan merintangi keluarnya berbau kotoran. Selanjutnya tahun 1889, Bostell membuat kakus basuh yang dimaksud Wash Down dan serupa seperti yang ada sekarang ini.
Di era 21 ini, punyai kamar mandi merupakan hal yang sering untuk tiap-tiap rumah tangga. Kalaulah masih tetap ada yang tidak punya layanan mandi basuh jamban di tempat tinggalnya, banyak lantas kecil. Pemerintahan udah giat mengusahakan utamanya sarana sanitasi buat memberikan dukungan life-style sehat. Banyak juga perusahaan dengan program CSR-nya membentuk layanan sanitasi di perkampungan untuk menolong mempertingkat kualitas kesehatan penduduk di tempat. Kita juga tak persoalan apabila mesti buang air di dalam tempat umum. Sekolah, tempat beribadah, sampai mall menyiapkan layanan sanitasi yang layak.
Asumsikan jika kita hidup bertahun-tahun silam. Pada waktu peradaban Romawi kuno yang mulai 753 SM, itu pertama kali peristiwa mendata sewaktu manusia mengetahui toilet umum. Tahun pastilah memanglah tidak terdaftar. Sewaktu itu toilet yang dikenali tidak sama dengan yang kita pakai waktu ini. Toilet pada kala itu tidak miliki pembatas. Kita memakainya bersama. Mempunyai bentuk berwujud kursi panjang yang melekat di sejauh tembok tempat dan pada jarak tersendiri sisi tengahnya berlubang. Di era itu orang dapat beramai-ramai ada pada toilet, menetapi hajat semasing sembari mengobrol.
Janganlah lupa, di waktu itu tak ada tisu atau bidet. Sesudah buang air, orang bersihkan dianya dengan spon yang dipakai bersama. Betul-betul di masa itu standard kebersihannya masih rendah. Sampai sebagian orang menyatakan digigit tikus saat memakai toilet. Kadangkala, toiletnya meletus serta keluarkan api dari lubang pembuangan kotoran. Hal semacam itu karena bercampurnya gas hidrogen sulfida dan metana. Lantas, kapan wanita miliki toilet normalnya sendiri? Jawabnya merupakan di masa Victoria atau di era ke-19.
Dahulu kastil-kastil punya beberapa bangsawan belum kenal toilet. Orang kaya ataupun orang miskin sama punya toilet di luar rumah. Toilet mulai masuk rumah di era kesebelas. Tapi, toilet yang ada masih tetap simple umpamanya cuma berwujud lubang di tanah atau kendi untuk memuat air kencing. Saat itu kastil-kastil yang dibuat beberapa tingkat miliki lubang di setiap lantainya yang ketujuan tanah untuk buang kotoran. Sebetulnya kreasi toilet yang simple ini sebagai sisi dari kekurangan arsitektur kastil waktu itu.
Istilah toilet di saat itu belum dipakai secara serentak. Setiap wilayah miliki penyebutannya semasing. Makna WC yang kita mengenal sekarang ini asal dari makna orang Inggris yakni water closet. Ini menunjuk ke toilet duduk yang waktu itu bisa sirami sendiri. Toilet sendiri berawal dari Bahasa Prancis, toilette, yang berarti ruangan tukar busana. Busana wanita di masa itu cukup sulit maka di saat buang air mereka harus melepaskan seluruhnya gaunnya. Orang Amerika menyebut sebagai wash room selaku pernyataan lembut untuk menerangkan apa yang mereka kerjakan didalamnya. Bukan buang air, mereka dapat mengatakan baru usai membersihkan tangan.
Disamping toilet, makna yang sampai saat ini masih difungsikan juga di Indonesia merupakan rest room. Istilah rest room ini bukanlah tanpa ada asal mula atau cuma penyebutan semata. Didalamnya kita akan mendapati beberapa benda yang memang tidaklah berhubungan dengan keperluan buat buang air contohnya sofa. Wujud toilet seperti ini telah lama ditinggal tenamun masih ada terlebih di bangunan-bangunan tua. Satu diantaranya mall masih adopsi toilet style ini ada dalam Cibinong, Bogor. Rupanya argumen menempatkan sofa dalam toilet yaitu pikiran kalau tempat wanita merupakan dalam rumah.
Wanita dikira butuh lokasi yang nyaman, tertutup, serta terpisah dari lelaki. Pada waktu itu di mana ruang umum masih dipandang seperti ruangan lelaki, wanita dirasa bertambah nyaman kalau miliki ruangan duduknya sendiri. Ketika itu ruangan duduk malahan tampak terlebih dulu dibandingkan layanan toilet. Pikiran wanita gampang letih lantaran memakan banyak sekali waktu belanja serta ke salon munculkan pikiran jika wanita butuh ruangan buat sekedar duduk secara nyaman. Sampai di tahun 1850, jumlah toilet umum dalam gedung terbatas lantaran tehnologi pipa buangan tetap belum semaju saat ini. Jikalau ada toilet di gedung, banyak cuman satu dua pintu dan dibagi menurut type kelamin.
Pada 1870, technologi pipa buangan telah bertambah sangat cepat maka dari itu banyak ruang umum yang membentuk toilet di gedungnya. Toiletnya dibikin dengan pisahkan macam kelamin dan miliki beberapa pintu sekalian. Tempat toilet ini lantas jadi serius luas sebab terdapat banyak bangku serta sofa didalamnya maka berasa sebagaimana pada rumah sendiri. Apa lagi di saat masuk era ke-20 ialah pucuknya wanita ada dalam ruang umum. Perang dunia ditambah lagi revolusi industri menggerakkan wanita untuk masuk ke dunia kerja. Kepentingan rest room juga bertambah sangat cepat. Sampai buat beberapa pabrik, menyiapkan toilet alias rest room jadi kewajiban.
Saat ini rata-rata toilet dibentuk dengan wujud minimalis serta cuma dipakai untuk buang air atau membersihkan tangan. Pemilik gedung baik itu mall, salon, perkantoran, sekolah, tempat beribadah, sampai hotel tidak akan berasa perlu siapkan ruangan buat sekedar duduk. Harga tanah yang bertambah membikin tiap mtr. yang dipakai butuh diperhitungkan kemanfaatannya. Mall-mall pilih untuk menggunakan ruangan yang ada selaku butik atau tempat makan ketimbang sediakan sofa di toilet. Disamping itu pengetahuan terkait bahaya rokok bertambah hingga merokok di toilet wanita tidak diijinkan. Kalau ingin merokok, kita butuh masuk ke smoking room.