Dikutip dari Combinesia Berenang merupakan salah satu cabang olahraga yang menyehatkan karena melibatkan pergerakan dari banyak anggota tubuh dan melatih pernafasan.
Berbagai macam teknik dalam olahraga renang telah dikenal publik. Namun, sejarah renang juga tidak boleh dilupakan.
Kegiatan berenang bisa dilakukan untuk olahraga maupun hanya sekedar rekreasi untuk melepas penat. Ternyata, cabang olahraga ini juga memiliki banyak peminat. Kini, renang merupakan olahraga yang banyak diadakan kompetisi di dunia maupun di Indonesia.
Dalam pertandingan renang, para atlet saling mengadu kecepatan dalam berenang. Siapa yang mampu menyelesaikan jarak lintasan paling cepat adalah pemenangnya. Gaya renang yang sering diperlombakan adalah gaya bebas, gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu.
Namun, seperti apa sih sebenernya sejarah renang itu? Yuk, simak dulu!
Sejarah Renang Internasional
Sejarah renang di dunia ini sudah dimulai dari zaman prasejarah, zaman dimana renang digunakan untuk bertahan hidup karena belum ada alat transportasi yang memadai.
Ini dibuktikan dengan relief yang ada di dinding gua di padang pasir Kebir dengan usia 4000 SM. Selain itu, dokumen lain seperti Alkitab, Oddysey, Iliad, dan Epos Gilgamesh juga mencatat adanya kegiatan berenang pada masa itu.
Pada tahun 1828, perlombaan renang diadakan di Eropa dengan dibangunnya kolam renang untuk umum. Saat itu, gaya yang baru muncul hanyalah gaya dada yang kemudian diikuti dengan munculnya macam-macam gaya lain dalam olahraga renang.
Sejak itu, semakin banyak kolam renang yang dibuat untuk umum. Tentunya, ini membuat olahraga renang semakin populer. Hingga akhirnya, mulai tahun 1969 muncullah beberapa asosiasi olahraga renang.
Sejarah Renang Indonesia
Sementara itu, sejarah renang di Indonesia dimulai sejak zaman Kerajaan Majapahit. Namun, saat itu renang masih bertujuan untuk menangkap ikan, berperang, dan membajak kapal-kapal musuh.
Beberapa bukti adanya aktivitas renang di Indonesia ditandai dengan penemuan gambar-gambar pada dinding candi.
Selain itu, kita juga bisa menemukan kolam air untuk berenang di bangunan peninggalan kerajaan seperti Taman Sari Water Castle di Yogyakarta.
Untuk pertama kalinya, kolam renang di Indonesia dibangun di Cihampelas, Bandung pada tahun 1904. Setelah itu, diikuti pembangunan kolam renang Brantas di Surabaya dan kolam renang Cikini di Jakarta untuk orang-orang kulit putih.
Perlombaan olahraga renang di Indonesia untuk pertama kalinya diselenggarakan pada tahun 1948 di Kota Surakarta dalam acara Pekan Olahraga Nasional. Saat itu, gaya yang diperlombakan adalah gaya bebas, gaya punggung, dan gaya dada.
Fasilitas dan Peralatan
Setelah mengulas tentang sejarah renang, sekarang kita akan membahas secara singkat tentang fasilitas dan peralatan untuk olahraga renang. Apa saja ya?
1. Kolam renang
Ada dua ukuran panjang kolam renang yaitu 50 meter untuk kolam renang lintasan panjang dan 25 meter untuk kolam renang lintasan pendek.
Sementara itu, untuk kedalaman kolam renang minimum adalah 1,35 meter, mulai dari 1,0 meter lintasan pertama sampai paling sedikit 6,0 meter.
2. Lintasan
Lebar lintasan kolam renang paling sedikit adalah 2,5 meter dengan jarak sekitar 0,2 meter di luar lintasan pertama dan terakhir. Nah, setiap lintasan dipisahkan oleh tali lintasan yang panjangnya sama dengan panjang lintasan.
Tali lintasan kolam renang ini terdiri dari serangkaian pelampung berukuran kecil yang terikat pada seutas tali. Pelampung-pelampung ini bisa berputar-putar jika terkena gelombang air.
Masing-masing pelampung tersebut dibedakan menurut warna. Warna hijau untuk lintasan 1 dan 8, warna biru untuk lintasan 2,3,6, dan 7, serta warna kuning khusus untuk lintasan 4 dan 5.
3. Pengukur waktu
Dalam pertandingan renang internasional, papan sentuh sebagai pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam renang. Ketebalan papan sentuh ini hanya 1 cm. Waktu dicatat oleh perenang sewaktu melakukan pembalikan dan finish.
4. Balok start
Di setiap balok start ada pengeras suara yang berfungsi untuk menyuarakan tembakan pistol sebagai tanda start. Selain itu, terdapat juga sebuah sensor pengukur waktu yang mencatat perenang ketika mulai meloncat dari balok start.
Adapun ukuran balok start ini 0,5 x 0,5 meter dengan tinggi kisaran antara 0,5 meter hingga 0,75 meter dari permukaan air.
Macam-Macam Gaya dalam Berenang
Dalam sejarah renang, ada empat macam gaya renang yang sering diperlombakan. Menurut Federasi Internasional, inilah penjelasannya:
1. Gaya Bebas
Sesuai dengan namanya, gaya bebas adalah gaya yang tidak terikat dengan teknik tertentu. Hal inilah yang kemudian gaya bebas dianjurkan untuk para pemula.
Pada gaya bebas ini, posisi dada perenang menghadap permukaan air, dan kedua tangan bergerak secara bergantian seperti mengayuh. Sembari menggerakan kedua tangan, kedua kaki digerakan secara bersamaan naik turun secara mendatar.
Posisi wajah dihadapkan sejajar dengan permukaan air dengan sesekali mengambil nafas melalui mulut dengan cara menyerongkan wajah ke atas permukaan air. Arah serong bisa bebas yah, boleh kanan atau kiri.
2. Gaya Katak/Gaya Dada
Gaya katak, disebut juga gaya dada, adalah gaya renang yang menyerupai gerakan katak saat berenang.
Gaya katak dilakukan dengan meluruskan kedua belah tangan ke depan kepala kemudian diayunkan ke samping bawah secara bersamaan hanya hingga sejajar dengan kepala. Tentunya, gerakan ini akan melibatkan otot bahu, dada, dan trisep.
Saat posisi kedua tangan lurus, kedua belah kaki dibuka lebar ke samping secara bersamaan dengan disertai kekuatan mendorong. Nah, saat melakukan gerakan ini, otot kaki, bokong, dan paha juga akan terlibat.
Pernafasan dilakukan ketika posisi mulut berada sejajar dengan permukaan air, yaitu setelah masing-masing satu atau dua gerakan tangan dan kaki.
3. Gaya Kupu-Kupu
Gaya kupu-kupu merupakan turunan dari gaya dada karena gerakan tangan yang hampir mirip dengan gaya dada.
Nah, uniknya, karena gerakan kakinya mirip dengan lumba-lumba, terkadang gaya kupu-kupu juga disebut gaya lumba-lumba lho!
Kedua lengan bersama-sama ditekan ke bawah dan digerakan ke arah luar sebelum diayunkan ke arah depan.
Kemudian saat tarikan tangan ke belakang, kedua belah kaki secara bersamaan menekan ke bawah dengan posisi sedikit menukik.
Pengambilan nafas dilakukan dengan meniup udara melalui mulut dan hidung dengan kuat sebelum mengangkat kepala untuk muncul di atas permukaan air.
Gaya kupu-kupu akan memicu keaktifan otot-otot besar dan memicu kerja jantung dan paru-paru lebih berat untuk distribusi oksigen. Oleh karena itu, tidak heran apabila gaya kupu-kupu paling banyak membakar kalori hingga 150 kalori setelah 10 menit.
4. Gaya Punggung
Nah, berbeda dengan ketiga gaya sebelumnya, gaya punggung akan mengharuskan perenang untuk menghadap ke langit alias terlentang sejajar dengan permukaan air. Posisi wajah akan berada di atas yang memudahkan untuk mengambil nafas.
Gerakan tangan dan kaki hampir sama dengan gaya bebas, yaitu kedua lengan digerakan ke depan secara bergantian diikuti dengan gerakan kedua kaki yang bergerak naik turun secara bergantian.
Dalam perlombaan renang gaya punggung, start yang digunakan akan berbeda dari gaya lain karena perenang harus menghadap dinding kolam dengan kedua tangan menggenggam besi pada dinding kolam. Kedua lutut juga ditekuk dan diapit dua lengan.
Barulah saat mengambil start, kedua kaki dihentakkan melawan dinding kolam disertai dengan melentangkan tubuh sejajar dengan permukaan air.
Peraturan Perlombaan dalam Renang
Seperti cabang olahraga lainnya, perlombaan renang pun punya peraturannya sendiri. Jika dilanggar, maka perenang akan mendapatkan sanksinya. Inilah beberapa peraturan yang harus diikuti:
- Saat perlombaan akan dimulai, wasit akan meniup peluit panjang sebagai aba-aba bagi para perenang untuk naik ke balok start (gaya bebas, dada, kupu-kupu) atau bersiap di dalam air dengan posisi badan menghadap ke dinding kolam (gaya punggung). Jika ada peserta yang mulai ambil posisi start sebelum wasit memberikan aba-aba “siap”, maka posisi start tersebut tidak akan dianggap sah. Nah, posisi start untuk nomor renang yang dimulai dari atas balok start adalah badan membungkuk ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk. Untuk gaya punggung, perenang memegang pegangan besi pada balok start dan kaki bertumpu pada dinding kolam dengan lutut ditekuk antara dua lengan.
- Perenang baru boleh memulai renang apabila pistol start sudah ditembakkan.
- Perenang tetap harus pada lintasannya masing-masing sesuai hasil undian atau keputusan dari panitia lomba.
- Perenang tidak boleh mengganggu peserta lain dengan cara memotong lintasan atau cara lain yang menyebabkan pelanggaran.
- Jika pelanggaran mengancam kesempatan seorang peserta untuk menang, ketua pertandingan berhak mengizinkan peserta tersebut untuk mengikuti lomba kembali pada babak berikutnya.
- Untuk semua nomor pertandingan, perenang harus menyentuh ujung kolam saat berbalik. Pembalikan harus dilakukan dari dinding dan perenang tidak boleh mengambil langkah dari dasar kolam. Meskipun begitu, berdiri di dasar kolam ketika perlombaan berlangsung tidak membuat peserta yang bersangkutan terkena diskualifikasi, kecuali jika berjalan di kolam.
- Peserta yang berenang sendiri harus menyelesaikan seluruh jarak renangnya terlebih dahulu sebelum dinyatakan menang.
- Untuk lomba renang estafet, urutan gayanya adalah gaya punggung, gaya dada, gaya kupu-kupu, lalu gaya bebas.
- Pada lomba renang estafet, sebuah regu dapat terkena diskualifikasi jika ada perenang yang kakinya terlepas dari tempat start sebelum peserta terdahulu menyentuh dinding kolam, kecuali jika perenang tersebut kembali ke tempat start dan cukup pada dinding.
- Setiap perserta lomba harus menyelesaikan perlombaan di lintasan yang sama dengan ketika saat mulai.
Nomor Perlombaan
Lomba renang terdiri dari beberapa nomor perlombaan yang ditentukan berdasarkan jarak tempuh dan jenis kelamin. Untuk olimpiade lomba renang, nomor perlombaan terdiri dari:
- Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), dan 1.500 m (putra)
- Gaya kupu-kupu: 100 m, 200 m
- Gaya punggung: 50 m, 100 m, 200 m
- Gaya dada: 100 m, 200 m
- Gaya ganti perorangan: 100 m, 200 m, 400 m
- Gaya ganti estafet: 4 x 100 m
- Gaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x 200 m
- Maraton: 10 km
Pakaian Khusus
Saat perlombaan, atlet renang memiliki pakaian khusus yang wajib diikuti, tidak boleh sembarang pakaian. Federasi Renang Internasional memiliki daftar merek dan pakaian yang disetujui dalam perlombaan renang.
Perenang diperbolehkan mengenakan topi renang dan kacamata renang. Untuk kacamata renang, perenang dapat menggunakan kacamata renang minus atau kacamata renang normal dengan lensa kontak.
Perenang tidak diperbolehkan untuk menggunakan alat atau pakaian renang yang dapat memengaruhi kecepatan, daya apung, atau ketahanan selama berlomba seperti sarung tangan berselaput, kaki katak, sirip, dan lain-lain.
Renang merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Sama seperti olahraga lain, renang juga memiliki teknik yang harus diikuti.
Beberapa gaya yang sering diperlombakan adalah gaya bebas, gaya dada, gaya kupu-kupu, dan gaya punggung. Selain aturan dan tekniknya, sejarah renang singkat juga menarik untuk dipelajari.